Daya Saing Indonesia

Badan Perencanaan Nasional mengidentifikasi bahwa pada tahun 2012 peringkat daya saing dunia dalam urutan 10 teratas tetap didominasi negara-negara Eropa, dan Indonesia menempati posisi ke-46, turun dua peringkat dan tahun 2010 (Lemhannas RI, 2012). Peringkat daya saing beberapa negara di dunia termasuk Indonesia tersaji pada Tabel 1

Berdasarkan index daya saing global (Global Competitiveness Index), Indonesia memiliki nilai terendah pada pilar kesiapan teknologi (technology readiness) dan inovasi. Hal ini mengindikasikan bahwa perkembangan sumber daya IPTEK belum memberikan sumbangan yang signifikan bagi pembentukan keunggulan posisi (positional advantage) Indonesia dalam meningkatkan daya saing. Hal ini menunjukkan bahwa struktur ekonomi lndonesia saat ini masih terfokus pada pertanian dan industri yang mengekstraksi dan mengumpulkan hasil alam. Sementara, industri yang berorientasi pada peningkatan nilai tambah produk, proses dan distribusi di dalam negeri masih terbatas (Menteri Riset dan Teknologi, 2012).

Walaupun demikian, Indonesia masih tetap optimis. Optimisme ekonomi Indonesia ditunjukkan dan indikator ekonomi makro dimana ekonomi tumbuh 6,4% sementara inflasi terjaga dibawah 5%. Berdasarkan perkiraan McKinsey Global Institute (MGI), perbandingan ekonomi Indonesia sekarang dengan tahun 2030, antara lain: a) Saat ini Indonesia ditopang oleh 45 juta penduduk kelas konsumsi dan pada tahun 2030 diprediksi menjadi 135 juta; b) Saat ini 74% PDB ditopang oleh 53% penduduk perkotaan dan pada 2030 diprediksi untuk penduduk perkotaan menjadi 71% yang menopang 86% PDB; c) Saat ini perekonomian didukung oleh 55 juta tenaga skill dan pada 2030 diprediksi menjadi 113 juta; d). Saat ini terdapat peluang pasar sebesar US$ 0,5 triliun pada sektor jasa consumer, pertanian, perikanan, sumber-sumber alam (resources), penchdikan dan pada 2030 diprediksi menjadi US$ 1,8 tnliun (www.bin.go.id).

Sumber : http://mapena.ac.id/index.php/artikel/18-daya-saing-indonesia-2