Pertanian Sebagai Penopang Utama Perekonomian Indonesia


Berdasarkan prediksi, sektor pertanian masih menjadi tumpuan utama Indonesia dalam mencapai pertumbuhan. Peternakan sebagai subsektor pertanian tentunya memainkan peranan penting dalam pencapaian tersebut. Visi pembangunan pertanian Indonesia 2013-2045 dirumuskan sebagai berikut:

“Terwujudnya sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi dan sumber daya hayati pertanian dan kelautan tropika”. Pilar penopang dan yang menjadi fokus strategi utama untuk mewujudkan visi pembangunan Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan, tiga diantaranya adalah:

  1. Optimaisasi sumber daya alam (sumber daya lahan, sumber daya perairan, sumber daya genetika dan sumber daya iklim);
  2. Pengembangan sumber daya insani yang kompeten dan berkarakter (insan berkualitas, modal sosial dan modal politik) pertanian;
  3. Sistem inovasi science dan bioengineering (Kementerian Pertanian, 2013). Tiga fokus strategi ini sejalan dengan Amanat RPJP (untuk RPJMN III 2015-2019) yaitu memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan SDA dan SDM berkualitas, serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat.
Dalam hal ni sektor pertanian dijadikan sebagai motor penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh. Berdasarkan Konsep Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2013-2045, sektor pertanian memerlukan keberpihakan yang tinggi karena sektor ini adalah leading sector untuk ketahanan pangan, bersifat multifungsi termasuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan dan sosial (kemiskinan, keadilan, dan lain-lain). Penempatan kedudukan yang tepat sektor pertanian dalam pembangunan nasional merupakan kunci utama keberhasilan dalam mewujudkan Indonesia yang Bermartabat, Mandiri Maju, Adil dan Makmur.

Ketahanan pangan adalah sebuah kondisi yang terkait dengan ketersediaan bahan pangan secara berkelanjutan. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, tentunya dibutuhkan ketersediaan bahan pangan yang memadai dan berkelanjutan. Dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% (BPS, 2013), saat mi jumlah penduduk Indonesia diperkirakan sebesar 252,3 juta orang, diantaranya sejumlah 130 juta berpenghasilan kelas menengah ke atas. Dengan laju pertumbuhan penduduk tersebut tentunya permintaan pangan hewani asal ternak (daging, telur dan susu) terus meningkat sejalan dengan pendapatan, kesadaran gizi, dan perbaikan tingkat pendidikan. Sementara itu, penyediaan sumber protein hewani terutama daging sapi dalam negeri belum dapat mengimbagi permintaan dalam negeri. Menurut Balitbangtan (2012), elastisitas permintaan protein hewani khususnya daging sapi adalah 1,2. Konsumsi daging sapi nasional pada tahun 2014 diperkirakan 2,36 kg/kap/tahun. Untuk memenuhi peningkatan akan konsumsi daging sapi, pemerintah mencanangkan Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau 2014 (PSDS/K 2014). Sumber penyediaan konsumsi daging sapi akan bertumpu 90% dari sapi lokal, sementara impor sekitar 10%.

Data sensus ternak sapi I kerbau tahun 2011 yang diterbitkan BPS memberikan optimisme pemerintah akan tercapainya PSDS/K pada tahun 2014. Berdasarkan hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011, populasi sapi potong dan kerbau adalah 16,1 juta ekor. Sementara, dari hasil Sensus Peternakan tahun 2013, populasi sapi potong dan kerbau mengalami penurunan menjadi sebesar 15,4 juta ekor. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah Swasembada Daging SapilKerbau 2014 dapat tercapal ditengah kemelut daging sapi saat ni. Sehubungan dengan situasi dan kondisi perdagingan yang semakin tidak menentu dan direfleksikan pada optimisme perekonomian Indonesia pada level global, maka untuk mengantisipasi permasalahan dan prospek industri sapi potong, perlu disusun road map yang dapat memberikan arah yang jelas bagi industri feedlot paling tidak untuk 10 tahun ke depan.

Sumber: Road MAP Industri Sapi Potong di Indonesia 2015-2025
http://mapena.ac.id/index.php/artikel/19-pertanian-sebagai-penopang-utama-perekonomian-indonesia

Related

Peternakan 8645827341674641094

Posting Komentar

  1. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus

emo-but-icon

Terpopuler

Terbaru

Komentar

Advertorial

Tentang Kami

Politeknik Pertanian dan Peternakan (POLTANA) MAPENA dibawa Yayasan 1001 Ilmu, Akte Pendirian No: -24-, tgl 09 Desember 2014. SK Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia: AHU-10901.50.10.2014.

Politeknik Pertanian dan Peternakan (POLTANA) MAPENA berdiri pada tanggal 28 Oktober 2014, dengan Rekomendasi Kopertis Wilayah VII Jawa Timur No. 0685/K7/KL/2015.

Kampus POLTANA MAPENA terletak di JI. Raya Bojonegoro Lasem Km. 32 Ds, Lajo Lor, Kec. Singgahan, Kab Tuban, Prov. Jawa Timur
item